ROKOK PINTU MASUK MENUJU NARKOBA



  R
okok dikategorikan sebagai NAPZA.  Zat adiktif yang terkandung di dalam sebatang rokok tidak beda dengan sifat NAPZA yang membuat orang ketagihan.  Khawatirkah perokok?  Zat adiktif di dalam rokok membuat para penngemarnya menjadi kecanduan dan ketergantungan terus.  Itu sebabnya, sebagian ahli menyebutkan rokok termasuk dalam kategori NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif) sebab bagi mereka yang merokok akan merasa ketagihan dan ketergantungan pada tembakau.
              
http://smpmuhammadiyah3depok.blogspot.com/
  “Rokok merupakan salah satu bahan adiktif seperti narkoba, dan rokok merupakan jalan masuk seseorang untuk menjadi pemakai narkoba,” dr. Nanang A. Parwoto SpKJ, MARS, staff ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) pada seminar sehari Kanker Paru, “Waspada bahaya rokok”, beberapa waktu lalu.
                Dia membenarkan sebagai salah satu jenis bahan adiktif yang tercakup dalam kategori berbahaya , yaitu rokok kurang mendapat perhatian di kalangan orang tua maupun anak.  Hingga kini jumlah perokok tidak berkurang dari beberapa survey yang dilakukan.  Bahkan, kebiasaan merokok telah dimulai dari usia anak-anak dan remaja.  Mungkin itu sebabnya, seorang perokok sulit menghentikan kebiasaan merokok karena sudah menjadi kebiasaan yang dilakoni bertahun-tahun.  Rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya dan kenikmatan yang dirasakan sulit digantikan.
                Survei nasional yang dilakukan BNN pada 2003 menunjukan, kebiasaan merokok di kalangan remaja merambah pada pelajar sekolah menengah tingkat pertama (SMP), sekolah menengah tingkat atas (SMA).  Fenomena yang terungkap adalah 31,7% pelajar dan mahasiswa pernah merokok dan dalam satu tahun terakhir cenderung meningkat menjadi 70%.
                Data itu tentu patut menjadi perhatian.  Apalagi bila rokok masuk kategori NAPZA.  Akibatnya, generasi muda saat ini dibayangi gangguan fungsi mental psikologis seperti gangguan persepsi, daya pikir, kreasi dan emosi.  Serta masih banyak lagi dampak-dampak lain hingga menyebabkan kematian.
                Bahkan, hasil terbaru dari Global Tobacco Youth Suvey (GYTS), survei merokok pada remaja Jakarta, Bekasi dan Medan yang dirilis tahun ini menunjukan angka-angka yang makin menghawartirkan.  Survei ini merupakan bagian sruvei WHO & CDC (Atlanta) yang diselenggarakan di lebih dari 100 negara di dunia mengungkapkan peningkatan tren anak yang merokok.
                Di Jakarta, data GYTS menunjukkan 34% murid sekolah usia SMP pernah merokok dan 16,6% saat ini masih merokok.  Sementara di Bekasi, angkanya tidak jauh beda, yakni 33% murid sekolah SMP pernah merokok dan 17,1% hingga kini masih merokok.  Sementara diluar Jawa yakni Medan 34,9% murid SMP pernah merokok dan 20,9% masih aktif merokok hingga kini.
                Sulitnya faktor lingkungan ikut mendukung anak-anak atau remaja menjadi perokok.  Data GYTS menunjukan, di Jakarta terdapat 69,3% murid sekolah usia SMP yang membeli rokok pada penjual rokok.  68,1% dapat memeli rokok secara mudah tanpa ditanyakan usianya oleh penjual rokok.  Sementara, di daerah penyangga seperti Bekasi, 67,9% murid sekolah usia SMP membeli rokok pada penjual rokok.  68,2% dapat membeli rokok dengan mudah tanpa ditanyakan usianya oleh penjual rokok.
                Sedangkan di kota terbesar di pulau Sumatera, Medan, didapatkan 69,7% murid sekolah usia SMP membeli rokok pada penjual rokok dengan mudah tanpa ditanyakan usianya oleh penjual rokok.
                Melihat kondisi seperti ini tentu tidak aneh jika perkembangan perokok masih sulit dikendalikan.  Banyak faktor yang menyebabkan kecenderungan orang menjadi perokok antara lain lingkungan tempat tinggal dan ketersediaan rokok itu sendiri.
                “Hal itu seakan menjadi pekerjaan rumah bagi para orang tua, keluarga, guru atau insan pendidikan, serta masyarakat atau lebih diberikan perhatian dan pengarahan kepada anak-anaknya yang sedang beranjak remaja”, kata dr. Nanang.

RACUN BAGI ORANG LAIN
                Asap rokok terdiri dari asap utama yang dihirup oleh perokok atau asap samping.  Celakanya, bahan beracun lebih banyak berasal dari asap samping, misalnya karbon monooksida 5 kali lipat pada asap samping, benzopirin 3 kali lipat dan ammonia 50 kali lipat.  Bahan-bahan itu dapat bertahan beberapa jam setelah kegiatan merokok dihentikan.  Asap samping inilah yang kemudian dihirup oleh perokok pasif.  Siapa perokok pasif? Mereka adalah orang-orang disekitar perokok yang tidak merokok.  Bila yang terjadi di luar ruang atau alam terbuka mungkin dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar.  Namun, masalah besar muncul rokok yang dihisap di dalam ruangan.  Bahkan, di dalam rumah yang sebagian di antaranya dihuni oleh anak-anak.
                Survei Global Youth Tobacco (GYTS) di Indonesia yang dirilis akhir Mei lalu bisa menjadi salah satu gambaran mengenai pengaruh rokok  di rumah terhadap perilaku yang di lakukan anak.  Di Jakarta, terdapat 66,8% murid sekolah usia SMP tinggal serumah dengan orang tua yang merokok dan 81,6% tercemar asap rokok di luar rumah.
                Sementara di daerah pinggiran seperti Bekasi, angkanya tidak jauh berbeda yani 66,3% murid SMP yang tinggal serumah dengan orang yang merokok dan 79,5% terancam asap rokok di luar rumah.
                Lalu bagaimana di luar jawa?  Ternyata kondisinya tidak lebih baik.  Di pulau Sumatera, menunjukan 69% murid SMP yang tinggal serumah dengan orang yang merokok dan 79,5% terancam asap rokok di luar rumah.

SINDROM PUTUS TEMBAKAU
                Salah satu problem utama yang dihadapi bagi para pecandu rokok untuk berhenti menghisap rokok adalah sindrom puts tembakau.  Sindrom ini merupakan gejala tidak mengenakan baik fisik maupun psikis.  Untuk mengatasi itu, biasanya perokok akan menghisap kembali tembakau atau rokok dengan jumlah yang semakin banyak dan sering.
                “Akhirnya membuat orang akan kembali lagi merokok.  Gejala yang sering muncul berupa mulut terasa tidak enak, mudah tersinggung dan marah, gangguan konsentrasi, sakit kepala, mengantuk dan gangguan pencernaan”, ungkap Prof. DR. H. Dadang Hawari.
                Namun demi kebutuhan atau mengatasi kecanduan rokok, sindrom putus tembakau tentu harus dihadapi.  Seperti halnya mengobati satu penyakit, ketidak nyamanan akibat pengobatan merupakan konsekuensi untuk mencapai kesembuhan.  Maka berbagai metode dikembangkan agar kebiasaan merokok bisa dihilangkan.
                Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memperkenalkan metode yang berasal dari dalam diri perokok itu sendiri.  Intinya, berhenti merokok harus berasal dari tekat yang kuat.  Kalau seseorang punya keinginan untuk berhenti merokok, tekatnya harus diperkuat.
                Maka para perokok yang ingin berhenti dianjurkan untuk memproklamirkan diri berhenti merokok di depan teman-teman.  Meski itu tidak mudah karena sebagian  orang telah menganggap merokok sebagai budaya yang tertanam di masyarakat.  Namun, dengan mengungkapkan keinginan untuk berhenti merokok, lingkungan seperti teman atau keluarga ikut mendukung dengan ikut mengawasi.
                Bila suatu waktu keinginan merokok muncul, cari tempat yang lega, keluar rumah, kemudian tarik nafas panjang tiga kali.  Minum air bening 3 atau 4 gelas.  Bila dorongan untuk merokok masih kuat, jalan kaki kurang lebih 10 menit atau lompat-lompat, hidupkan radio, TV atau kaset, putar lagu-lagu favorit dan nikmati dengan santai.
                Saat masih dalam transisi disarankan untuk hindari pertemuan atau dikunjungi oleh keluarga dan teman yang masih merokok.  Temui teman, keluarga atau siapa saja yang telah berhasil berhenti merokok atau yang tidak merokok.
                Selain dengan tekat dan dukungan dari keluarga, sebenarnya ada obat-obat yang bisa membantu mengatasi masalah rokok, yakni berupa antidepresan, antiobesitas, antinikotinik dan herbal.  Tujuan dari pengobatan adalah mengurangi gejala ketagihan mengurangi sakaw dan mengurangi kenikmatan rokok.
                Langkah lain adalah nicotine replacement therapy (NRT).  NRT berupa menanggulangi gejala ketagihan (sakaw) karena nikotin yang membuat ketagihan (adiksi), maka nikotin diturunkan pelan-pelan.  NRT ada dalam beberapa bentuk mulai dari plester, permen karet, roll on, inhalasi dan suntikan.
                Sayangnya, selain belum familier, obat ini belum tersedia di Indonesia.  Dengan demikian ancaman akibat asap rokok tetap tinggi membayangi kehidupan kita, entah sampai kapan.

MEMPERPENDEK USIA 12 MENIT
                Kampanye anti rokok gencar di suarakan, tapi hasilnya belum signifikan mengurangi jumlah perokok.  Disisi lain para produsen rokok menyiasatinya dengan kampanye antirokok dengan mengusung produk rokok low tar low nicotine.
                Masalahnya, rokok tetaplah rokok dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan, meski kandungan nicotine dan tar makin rendah, efek negatif tetap tak terelakan.  Bahkan, setelah merokok menggunakan filter sekalipun kandungan zat berbahaya tetap tidak bisa hilang.  Filter hanya menghambat 5% dari bahan-bahan kimia yang ada di rokok.  Sebanyak 5% dihambat,  95% tetap masuk.
                Banyak bahan kimia yang terkandung dalam rokok, sehingga mencapai 4.000 jenis membuat kebiasaan merokok berpontensi menimbulkan bibit-bibit penyakit.  Bahan kimia yang terkandung di dalam rokok selain bersifat racun, seperti nicotine, karbon monooksida, serta lebih dari 40 jenis bersifat karsinogenik yang dikeluarkan melalui asap yang dihembuskan perokok.
                Karbon monooksida adalah zat lain yang terkandung dalam sebatang rokok.  Karbon Monooksida (CO) terbentuk dari pembakaran bahan dalam rokok yang bersifat racun bagi tubuh.  Zat ini berkopetensi dengan oksigen merebut hemoglobin dalam darah.  Dengan begitu, tubuh cenderung kekurangan oksigen.  Selain itu CO dapat merusak sel-sel dalam pertumbuhan darah sehingga pembuluh darah menjadi keras dan tidak elastis.
                Itu baru efek jangka pendek, jangka panjang perokok harus mengadapi berbagai resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan non perokok.  Usia perokok 10-15 tahun lebin cepat dijemput maut.  Penyebab kematian akibat rokok diantaranya kanker paru-paru, bronchitis kronis  hingga penyakit jantung koroner.
                Prof. DR. Dr. H. Dadang Hawari, psikiater dari FKUI, mengatakan rokok dapat menimbulkan berbagai penyakit mematikan.  Rokok merupakan pembunuh nomor  tiga setelah sakit jantung dan kanker.  “Satu batang rokok menyebabkan umur seseorang memendek 12 menit.  Adapun sebanyak 57 ribu orang per tahun di Indonesia mati karena merokok” tambahnya.

TUJUH EFEK BURUK MEROKOK
                Rokok mampu mengurangi usia anda.  Mungkin kalimat tersebut tak lagi mempan.  Bagaimana jika rokok ternyata bisa membuat anda susah cari pasangan alias tak laku?  Rupanya rokok punya efek buruk terhadap pribadi anda yang ingin segera mendapatkan pendamping.  Tak ingin sendiri lagi?  Berhenti merokok.



  • Aroma Tubuh
Coba anda cium aroma tubuh anda sendiri.  Mungkin anda tak lagi memperhatikan karena anda terbiasa hidup dengan aroma rokok itu.  Tapi bagaimana dengan orang baru yang coba masuk dalam hidup anda.  Segala sesuatu yang ada di sekitar anda akan berbau rokok.  Rambut, baju, kulit, mobil juga rumah anda dipenuhi aroma rokok.
  • Wajah
Merokok bisa membuat wajah keriput, terutama disekitar mulut anda.  Keriput berlebih yang dialami pria maupun wanita rata-rata memang akibat dari rokok.
  • Noda Gigi dan Bau Mulut
Berciuman dengan seorang perokok sama saja dengan mencium asbak.  Rokok bisa menyebabkan gigi berwarna coklat dan kuning.  Bukan hanya itu saja, bakteri yang di mulut dapat menyebabkan bau yang tidak sedap.  Hal itu tentu saja membuat anda sama  sekali tak terlihat menarik.
  • Jari Menguning
Sebuah pertanyaan?  Apakah anda rela, rambut indah anda dibelai-belai oleh pria yang jemarinya berwarna kuning karena terlalu sering memegang rokok dan juga berbau?  Hiii….
  • Impotensi
Hal ini jelas sekali.  Rokok sanggup membuat proses ereksi tak maksimal.  Selain kesehatan terganggu, kehidupan seks juga jadi resiko jika anda telah kecanduan dengan tembakau.
  • Depresi
Orang yang stress dan depresi biasanya jadi lebih banyak merokok.  Padahal sebenarnya rokok sama sekali tak membuat perasaan depresi menghilang.  Bahkan rokok sanggup meningkatkan perasaan khawatir dan panic.  Ketika anda tak bermasalah sekalipun, pada saat merokok, orang lain akan melihat anda seperti stress dan punya masalah besar.
  • Sirkulasi Tubuh Buruk
Orang yang biasa merokok bisa ditandai dengan tangan dan kakinya yang selalu dingin.  Hal ini terjadi akibat sirkulasi oksigen yang masuk ke dalam tubuh tidak tepat.  Karena masuknya oksigen malah dibarengi dengan udara kotor dari asap rokok.  Ini juga dapat memicu timbulnya masalah stroke.


TIPS BERHENTI MEROKOK
  • Paling utama yang harus dilakukan untuk bisa berhenti merokok adalah persiapan diri termasuk niat kuat untuk menjauhi rokok.
  • Tentukan tanggal untuk berhenti.
  • Buang semua rokok dan asbak dan jangan biarkan orang merokok di rumah.
  • Mencari dukungan.  Beritahu keluarga dan teman bahwa anda ingin berhenti.  Minta mereka tidak merokok di dekat anda.
  • Belajar perilaku baru.  Alihkan pikiran dari keinginan merokok, seperti ngobrol, jalan-jalan atau melakukan kesibukan lain.  Saat pertama berhenti, ubah rutinitas.  Lakukan sesuatu untuk mengurangi stress, mandi air hangat atau berolahraga.  Rencanakan hal-hal yang menyenangkan.
  • Minum banyak air.
  • Minta pengobatan.
  • Bersiap menghadapi keiningan merokok kembali.  Kebanyakan kekambuhan terjadi dalam waktu tiga bulan setelah berhenti.  Jangan putus asa! Beberapa    gejala yang bisa dicermati supaya tidak kambuh, seperti alkohol , perokok lain, kenaikan berat badan dan depresi.
  • Sekali berhenti jangan pernah mencoba lagi.
Share on Google Plus

About ssss

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar